#7

Ini kali pertamanya lagi Alana bertemu Arion sejak awal liburan semester, Arion pulang ke Jakarta sehingga dia tidak bertemu lama dengan lelaki itu. Jadi lah, Alana benar-benar merindukannya, kebetulan saja ia diminta mama untuk menemani sepupunya menjaga sang nenek bergantian di rumah sakit, jadi Alana berangkat ke Jakarta.

Arion tampak memicingkan matanya saat Alana sudah ada di hadapannya, dia mengamati gadis itu dulu dari atas sampai bawah. Lalu, lelaki itu meraih barang bawaan Alana dan membawakannya, dia berjalan mendahului Alana. “Ih, Arion, kok gitu?”

“Apa?”

Alana cemberut saat berjalan berdampingan dengan Arion. “Jutek banget.”

Arion menahan senyumnya, dia berhenti sejenak untuk menggantungkan totebag milik Alana di bahunya, satu tangannya menarik koper gadis itu sehingga tangan yang tadi menjinjing totebag akhirnya menganggur dan tanpa basa basi Arion menggandeng tangan Alana.

Alana bersemu merah, dia melirik Arion. “Ion sini totebag aku gak usah digituin, biar tangan kamu bisa megang aku.”

“Ini bisa.”

“Ya tapi jangan kayak gitu, kayak cewek, aku aja sini.”

“Berisik.”

“Ya udah deh aku tau gitu gak dateng aja, males kamu galak.”

Bukannya merespon, Arion malah mengeratkan genggaman tangannya bahkan ia meremas tangan Alana sehingga gadis itu sontak menoleh dan mendengus kasar. “Arion sakit!”

Arion hanya tersenyum miring tanpa menoleh pada gadis itu, “makanya jangan bawel,” masalahnya ini tempat umum, takut lepas kendali. lo gemesin.