First Impression
Entah mengapa baik suasana maupun cuaca Jakarta hari ini sangat mendukung, menikmati perjalanan dengan hawa dingin berselimut di antara kedua orang asing yang dalam suatu genangan udara di ruang kedap suara yang berkendara. Belum banyak percakapan di antara keduanya, sesekali mereka menikmati iringan musik yang kini mengalun lagu “Something About You” yang dinyanyikan oleh Eyedress.
Gadis mengenakan jaket jeans hitam membalut crop top putih dengan bawahan rok putih yang dikenakannya. Terlihat dari cara gadis itu berpakaian dengan penataan rambut terurai dipadu dengan polesan make up seirama sangat menonjolkan kecantikan serta keunikan Gadis. Dia benar-benar berpenampilan ala swaggy dan seperti seorang model yang akan sangat memerhatikan penampilannya, tidak mungkin melupakan sosoknya yang banyak bergelut di bidang fashion.
Tak jauh berbeda dengan Gadis, Hadraniel rupanya tampak menawan dengan pakaian casual-nya sekarang. Dia mengenakan jaket jeans sama seperti Gadis berwarna keabuan. Anehnya mereka bahkan tidak sama sekali janjian mengenakan itu. Kaos maroon gelap dibalut di dalamnya. Dia benar-benar tampan di mata Gadis, apalagi wajahnya yang sangat bersih itu.
“Gadis, gue masih nggak expect soal lo.” Hadraniel membuka suara lagi seraya melirik Gadis. “You look great, ah no, I mean you're so pretty.“
“You're not trying to melt me, kan?” Gadis menahan senyumannya.
“Actually, I'm just telling the truth.“
“Okay? Can I tell you another one?“
Hadraniel mengerutkan keningnya, melirik Gadis sekilas seraya mengangkat alisnya. “Let me hear.“
“You're the prettiest.“
Hadraniel bersemu merah, dia menahan senyuman dengan melirik ke luar jendela. Cengkramannya pada stir mobil begitu mengerat membuat Gadis terkekeh melihat lelaki itu. Dia tampak menggeleng samar namun masih enggan menatap perempuan di sampingnya.
“Gadis, gue kalo salting jelek, lo jangan kayak gitu, please.“
“No you're, not. In fact, you still look handsome but yeah just a little cuter.”
“Oh shit, I love this atmosphere, Gadis. Tapi gue agak meriang aja jadinya,” ujar Hadraniel. Lelaki itu kini berbalik melirik Gadis, “so how about you? Can't you just stop being funny and pretty at the same time? I can't handle it.”
Gadis tergelak seraya menggeleng kepalanya samar dan mengalihkan pandangannya dari lelaki itu. “Oh damn, stop it, Daniel.”
“Hahaha. Seri ya poinnya?” Tanya Daniel.
“Oh, nggak dong. Gue ngomong serius, bukan main-main, mungkin lo anggap ini permainan, jadi lo aja yang dapet poinnya.”
“Gadis, kok lo gitu sama gue?”
Daniel berdecak lalu tertawa kecil melihat Gadis kembali tergelak. Dia tampak mengacak rambutnya pelan dengan pipinya yang tampak semakin panas sekarang.
“Hahahaha, bener kata lo, salting lo jelek banget.”
“Gue pertama kali kayak gini, Gadis. Thank you for the best first impression that I've got from you.“