Morning Vibes

cw // mention of kiss


Good morning, Bluebear. Such a long night huh?”

William mengecup leher Arasha dengan pelukan yang masih erat pada gadis itu, tangan lelaki itu mulai menggerayangi badan Arasha yang hanya memakai dress tidur yang dipakaikan oleh William karena kemarin setelah pergulatan panjang keduanya, William tidak tega melihat Arasha yang tampak kedinginan belum lagi wajah kelelahan gadis itu yang membuat William iba.

“Engh, Sir, Morning.”

“Sini.”

William membalikkan tubuh Arasha agar menghadap padanya lalu ia mendekap tubuh gadis itu semakin rapat padanya. William tersenyum menyeringai melihat perempuan itu tampak lemas dengan mata sayunya yang masih enggan terbuka.

Morning kiss,” ucap William tepat di depan bibir Arasha yang langsung diraup oleh ranum tebalnya. Mata lelaki itu terbuka melihat perempuan dalam pelukannya enggan membalas ataupun menatapnya, gadis itu masih terpejam. William mengulum bibir gadis itu lalu ia membiarkan lidahnya menerobos masuk dan bermain lebih dalam dengan mulut gadis itu.

Arasha mendesah pelan namun ia tidak bisa banyak merespon karena dirinya masih belum sepenuhnya sadar, namun matanya mulai mengerjap sedikit demi sedikit dan mengamati dengan samar wajah polos William yang terlihat sangat tampan kala bangun tidur, belum lagi ia sedikit berkeringat sekarang ini.

“Engh, Sir, mmh,” Arasha melepaskan ciuman lelaki itu saat ia merasa kesulitan bernapas.

William menyeringai dan menjilat bibir bawahnya kala mengamati bibir Arasha yang basah karena ulahnya di pagi hari ini. Ia mengecup wajah gadis itu di beberapa bagian dengan gemas. “Bangun, Sayang, hm, bangun...”

“Aku lelah,” gumam Arasha, matanya sedikit membuka menatap William.

“Kau ingin lagi?” tanya William menggoda.

“Tidak mau...”

“Aish, kenapa tidak mau hm? Bukannya kau menikmati? Kau bahkan terus meminta lagi dan lagi.”

Senyuman miring William membuat Arasha mendelik sebal, matanya kembali mencoba menutup, namun lelaki di hadapannya itu malah meniup wajah Arasha sehingga gadis itu kembali menatap tajam sang pria. “Jangan tidur lagi.” William menegakkan posisi tidurnya dan bersandar pada kepala ranjang dengan tubuh atasnya yang masih polos itu. Dia mengangkat tubuh Arasha ke pangkuannya dan membiarkan kepala gadis itu bersandar padanya. “Kau tau jika pagi hari aku jauh lebih bersemangat hm.”

“Aku lelah dan aku tidak mau lagi.”

“Apa?” Lelaki itu menyeringai, “memangnya siapa yang mengizinkanmu menolak hm?”

“Maaf.” Arasha mengalihkan pandangannya segera dari William.

Hal itu membuat William tersenyum tipis, lalu dia mengusap rambut gadis itu, dia menarik Arasha semakin rapat ke dalam dekapannya. Mengendus aroma tubuh gadis itu dalam-dalam. “Aku akan ada urusan nanti siang, maka dari itu, kau harus menuruti keinginanku pagi ini, seperti tadi malam. Menyenangkan, bukan?”

“Tap—”

“Tidak ada penolakan ya, *Little Girl.”